Minggu, 15 Mei 2011

SEPAK TERJANG NII

 Konselor dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Abdul Rahman, mengatakan sebanyak 43 mahasiswa perguruan tinggi ini pernah masuk dalam jaringan Negara Islam Indonesia (NII).
Kami pernah menangani sekitar 43 mahasiswa Unsoed yang pernah didoktrin ikut jaringan NII," katanya kepada wartawan di Purwokerto, Senin (25/4/2011).
Menurut dia, pola perekrutan jaringan NII cukup rapi dan paling aktif dilakukan pada periode tahun 2009-2010. Setelah periode itu, pola perekrutan dilakukan lebih rahasia karena banyak orangtua mahasiswa yang mengadukan anaknya kepada sejumlah dosen, termasuk dirinya.
"Mahasiswa yang akan direkrut biasanya diajak berdiskusi dulu tentang agama dan setelah itu, mereka akan dibawa ke suatu tempat dengan mata tertutup. Di tempat itulah, calon anggota NII akan dimintai sumpah kepatuhan atau baiat, termasuk membayar iuran," kata Rahman, yang diminta para orangtua mahasiswa untuk memberikan konseling bagi anak-anaknya yang pernah masuk NII.
Berdasarkan pengakuan seorang mahasiswa yang pernah direkrut NII, kata Rahman, mahasiswa tersebut mengaku akan diajak ke Lebak Bulus, Jakarta, untuk dibaiat dan setelah pulang ke rumah diminta mengajak orangtuanya ikut "hijrah" (masuk/pindah, red.) ke NII.
Sementara itu, seorang alumnus Unsoed, Hanan (26), mengaku sempat diajak masuk NII oleh teman dekatnya. "Hampir tiap hari dia datang ke kos saya dan mengajak masuk NII," katanya.
Bahkan, Hanan pernah diajak ke sebuah rumah di suatu tempat dengan menggunakan sebuah mobil dan mata tertutup. Sesampainya rumah yang kondisinya sangat gelap, dia langsung didoktrin mengenai NII.
"Saya berupaya melepaskan diri dari NII dengan terus membantah doktrin yang dia sodorkan. Setelah itu, saya tidak lagi didekati dia," katanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar