Minggu, 15 Mei 2011

PERUBAHAN SEPAK BOLA INDONESIA


Semangat Perubahaan Datang dari Big Reds untuk Indonesia

"Nantinya kami berharap anak-anak yang masuk akademi ini hanya berpikir latihan bola, belajar di sekolah, dengan jadwal yang sudah disiapkan untuk mereka," katanya. Yang jelas, akademi sepakbola ini akan menjadi pembuka bagi Liverpool untuk melebarkan sayap pembinaan di wilayah Asia. TEMPO InteraktifJakarta - Kemelut yang kini tengah menimpa tubuh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) ternyata tidak menyurutkan para pencinta klub sepak bola Liverpool untuk memberikan perubahan. Mereka yang dikenal dengan sebutan Big Reds itu bersama dengan British Chamber of Commerce di Indonesia (Britcham Indonesia) akan mencoba merintis akademi sepak bola klub Liga Inggris, Liverpool.

Kehadiran LFC International Academy & Soccer Schools ini diharapkan mulai bergema sejak awal bulan depan. "Dua lulusan akademi Liverpool di Inggris yang ikut mempersembahkan FA Youth Trophy akan berada di Indonesia, pertengahan bulan depan," ujar Direktur Eksekutif British Chamber of Commerce di Indonesia, Chris Wren, dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat malam 14 Mei 2011.

Andhika Suksmana, Presiden Big Reds Indonesia, mengatakan ide menghadirkan akademi yang disebut menggunakan "cara Liverpool" itu harus tetap direalisasi meski kondisi persepakbolaan Indonesia sedang tidak mendukung. "Bagaimanapun juga pembinaan usia dini harus tetap dilaksanakan. Saya juga tidak begitu yakin para pemimpin yang nanti terpilih di PSSI akan betul-betul menjalankan pembinaan seperti ini," katanya.

Proses perekrutan pun akan dimulai bulan depan melalui kegiatan roadshowdi beberapa kota. Salah satu pelatih jebolan Liverpool Football Club Academy, Paul Barrat, bakal terlibat dalam kegiatan yang direncanakan bisa berkembang dalam empat tahun ke depan. "Kami akan mencari beberapa kota, tapi yang jelas Jakarta akan menjadi pusatnya," katanya.

Paul menyatakan bahwa program untuk menciptakan bibit-bibit pesepakbola masa depan ini diharapkan bisa membantu anak-anak Indonesia meraih mimpi mereka. "Saya memang tidak terlalu mengerti apa yang terjadi dengan federasi sepakbola Indonesia, tapi kesempatan bagi anak-anak untuk bisa bermain bola harus tetap bisa dibuka," ujarnya.

Belum ada pilihan pasti akan model pelatihan yang akan dikembangkan pada LFC International Academy & Soccer Schools ini. Paul menyatakan yang akan menjadi fokus utama dalam akademi sepakbola ini adalah bagaimana membuat program pembinaan yang bukan sekadar mengasah kemampuan sepakbola tetapi juga aspek pendidikan lainnya termasuk sekolah. Hal itu juga diamini oleh Andhika.

Bentuk pembinaan serupa telah dikembangkan oleh Indonesian Football Academy (IFA) yang digagas oleh Iman Arif dan sudah berjalan sejak tahun 2009. Setiap anak yang tergabung dalam akademi itu berlatih bersama, bersekolah bersama, dan mendapatkan nutrisi makanan bersama. Sementara itu, klub Inggris yang juga menciptakan akademi sepakbola semacam ini adalah Arsenal. Sekolah sepak bola yang ada sejak 2007 bernama Soccer School Indonesia Arsenal itu juga merupakan hasil garapan Iman Arif.

Selain pengembangan sekolah sepakbola, upaya lain pun dilakukan untuk menciptakan variasi pembinaan usia dinia. Asosiasi Sekolah Sepakbola Indonesia (ASSBI) baru saja bekerja sama dengan Brazilian Soccer Schools (BSS) untuk mengembangkan program pelatihan khas gaya Brasil yang dikenal dengan sebutan Futebol de salao.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar